Alam di bening subuh lewat tahun 70an itu bagai mengetahui rona tangisan satu suara halus mengisi ketenangan. Sendunya terlalu halus seolah mengerti rentan beban yang tergadah di bahunya kini. Adakah tangisan itu wajah ketakutan atau mungkin juga sisa pinta terakhirnya agar dileraikan segala pedih hidup yang bakal bertamu. Alam ini terlalu asing dari segenap pandangnya yang naif. Keterasingan yang dihidangkan tanpa pinta dan untuk apa.

Lewat bening subuh tahun 70an itu menyaksikan satu lagi jiwa halus lahir ke dunia. Putih bersih tiada cacat celanya. Perjalanan yang masih jauh untuknya terbentang kini. Adakah lahirnya jadi saksi sandiwara dunia atau mungkin jadi panduan tulus bagi setiap insan bernyawa mengenal hitam dari putih, memilih sayang berbanding benci, menjunjung benar singkirkan dusta? Tangis si kecil masih utuh bergema melihat segala juang dalam dunia baru yang bakal di laluinya. Gagahkah sekujur jiwa mulusnya? Tegarkah sabar di dada? Atau mungkin saja dia lenyap dalam tangis yang panjang sepanjang hayat jika itu takdirnya....

Lewat bening subuh tahun 70an itu adalah titik mula perhitungan sebuah kehidupan....

0 hujahmu: